Strategi Integratif Penanganan Kawasan Kumuh di Kota Magelang

16 February 2025

By: Mufid RafiAl Royyan

Open Project

Final Project Mapid Mufid

Strategi Integratif Penanganan Kawasan Kumuh di Kota Magelang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Magelang menghadapi tantangan serius terkait kawasan kumuh yang berkembang akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol dan urbanisasi yang pesat. Menurut penelitian Nugroho (2023), kawasan kumuh di Magelang berkembang di sekitar bantaran sungai dan wilayah padat penduduk, menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kota Magelang memiliki indeks kualitas lingkungan yang menurun, disertai tingginya angka pengangguran di kawasan kumuh (Elanda et.al). Kondisi ini menegaskan pentingnya strategi integratif yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan tata ruang dalam upaya penanganan kawasan kumuh.

Berbagai pendekatan dalam penanganan kawasan kumuh telah diterapkan, namun banyak yang gagal mencapai hasil yang berkelanjutan. Adanya pendekatan top-down cenderung mengabaikan partisipasi masyarakat lokal, sehingga program penanganan kawasan kumuh tidak efektif dalam jangka panjang (Sari, 2021). Selain itu, adapula kajian yang menegaskan pentingnya integrasi aspek sosial dan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup secara berkelanjutan (Prasodjo, 2021). Studi-studi ini menunjukkan perlunya inovasi dalam model penanganan kawasan kumuh yang lebih integratif dan kontekstual.

Strategi integratif yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan tata ruang memiliki potensi besar untuk menciptakan kawasan yang layak huni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pembangunan ekonomi lokal. Pendekatan tata ruang yang berpadu dengan program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas dapat secara efektif mengurangi tingkat kekumuhan (Sudarwani et al., 2023). Pentingnya ekosistem ekonomi sirkular yang memanfaatkan potensi lokal dalam menciptakan lapangan kerja baru (Irza et al., 2024).

Meskipun telah banyak penelitian mengenai penanganan kawasan kumuh, terdapat kesenjangan penelitian yang signifikan dalam penerapan model integratif yang secara simultan memadukan aspek sosial, ekonomi, dan tata ruang secara efektif dan kontekstual untuk Kota Magelang. Beberapa kajian masih terfragmentasi dengan fokus pada salah satu aspek saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model strategi integratif penanganan kawasan kumuh berbasis pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang yang sesuai dengan konteks lokal Kota Magelang.

Publikasi ini bertujuan untuk menghasilkan model strategi integratif yang dapat diterapkan secara praktis oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Secara teoritis, publikasi ini akan memberikan kontribusi berupa model konseptual yang dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa di kota lain. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar perumusan kebijakan penanganan kawasan kumuh yang lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. 1.
    Bagaimana kondisi aktual kawasan kumuh di Kota Magelang berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan tata ruang?
  1. 2.
    Apa saja faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam upaya penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang?
  1. 3.
    Bagaimana strategi integratif yang efektif dalam penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. 1.
    Menganalisis kondisi kawasan kumuh di Kota Magelang berdasarkan indikator sosial, ekonomi, dan tata ruang.
  1. 2.
    Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat upaya penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang.
  1. 3.
    Merumuskan strategi integratif yang efektif dan berkelanjutan dalam penanganan kawasan kumuh melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang signifikan baik secara teoritis, praktis, maupun sosial. Secara teoritis, penelitian ini akan memperkaya keilmuan dalam bidang perencanaan kota, khususnya terkait strategi penanganan kawasan kumuh berbasis integrasi sosial, ekonomi, dan tata ruang, serta menjadi referensi bagi penelitian sejenis di masa mendatang. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Kota Magelang dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan dan program yang terarah, efektif, dan berkelanjutan dalam menangani kawasan kumuh, termasuk dalam aspek pemberdayaan masyarakat, penguatan ekonomi lokal, dan perbaikan infrastruktur. Sementara itu, secara sosial, penelitian ini diharapkan mampu memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas hidup masyarakat di kawasan kumuh melalui peningkatan keterampilan, akses terhadap peluang ekonomi, serta lingkungan permukiman yang lebih tertata, sehat, dan layak huni.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

1. Teori Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Teori pemberdayaan (empowerment theory) dari Zimmerman (1995) menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Menurut penelitian terkini (Santoso, 2021; Wijaya, 2020), keterlibatan masyarakat dalam program rehabilitasi kawasan kumuh meningkatkan rasa kepemilikan dan keberlanjutan proyek. Selain itu, teori modal sosial (Putnam, 2000) menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat dapat mempercepat proses perubahan sosial yang positif.

2. Teori Ekonomi Perkotaan

Teori pertumbuhan ekonomi perkotaan (Urban Growth Theory) yang dikemukakan oleh Alonso (1964) menjelaskan pentingnya distribusi kegiatan ekonomi dalam kota. Hasil penelitian terbaru (Rahmawati et al., 2022) menunjukkan bahwa peningkatan kegiatan ekonomi lokal di kawasan kumuh dapat memperbaiki taraf hidup masyarakat. Selain itu, konsep ekonomi inklusif (inclusive economy) menegaskan bahwa pemberdayaan ekonomi harus menjangkau kelompok marginal (Sen, 1999).

3. Teori Tata Ruang dan Perencanaan Kota

Menurut teori perencanaan komprehensif (comprehensive planning theory) yang dikemukakan oleh Faludi (1973), proses perencanaan yang sistematis dapat menghasilkan kawasan yang lebih teratur dan fungsional. Studi terbaru (Pratama & Dewi, 2023) menyoroti pentingnya pendekatan partisipatif dalam perencanaan tata ruang kawasan kumuh.

Kerangka Berpikir

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (RnD) untuk mengembangkan model strategi integratif penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang, yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan tata ruang. Pendekatan pengembangan model baru dipilih karena mampu menghasilkan solusi aplikatif yang sesuai dengan konteks lokal. Proses RnD dilakukan secara sistematis melalui analisis kebutuhan dengan survei dan wawancara, perancangan kerangka konseptual berbasis teori, pengembangan prototipe model strategi, uji coba melalui program percontohan, evaluasi efektivitas, revisi berdasarkan masukan, hingga implementasi model yang disempurnakan. Hasil penelitian ini akan disebarluaskan melalui publikasi dan rekomendasi kebijakan. Metode RnD dipilih karena relevan dengan tujuan penelitian, memungkinkan pengembangan solusi yang dapat diterapkan secara nyata, serta memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan ilmu tata ruang, pemberdayaan masyarakat, dan penanganan kawasan kumuh.

Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Peta Persebaran Kawasan Kumuh Kota Magelang

Gambar 1. Peta Persebaran Kawasan Kumuh Kota Magelang

.

Gambar 2. Kepadatan Penduduk & Sex Ratio per Kelurahan di Kota Magelang Tahun 2024

Kota Magelang, dengan luas wilayah 18,12 km², menghadapi tantangan signifikan terkait kawasan kumuh yang tersebar di berbagai kelurahan. Pada tahun 2023, tercatat 20,32 hektar kawasan kumuh yang tersebar di 11 kelurahan. Tingginya kepadatan penduduk, mencapai 6.581 jiwa/km² pada tahun 2023, berkontribusi terhadap munculnya kawasan kumuh akibat tekanan pada infrastruktur dan layanan dasar. Analisis per kelurahan menunjukkan bahwa Rejowinangun Selatan memiliki luas kawasan kumuh sebesar 0,0050 km². Meskipun luasnya relatif kecil, kepadatan penduduk yang tinggi di wilayah ini meningkatkan risiko penurunan kualitas permukiman. Demikian pula, Magersari memiliki 0,0367 km² kawasan kumuh, sementara Tidar Utara dan Tidar Selatan masing-masing memiliki 0,0126 km² dan 0,0019 km² kawasan kumuh

Distribusi kawasan kumuh ini menunjukkan bahwa permasalahan tidak hanya terpusat di satu area, melainkan tersebar di berbagai kelurahan dengan karakteristik kepadatan penduduk yang beragam.

Pemerintah Kota Magelang telah menetapkan target pengurangan kawasan kumuh menjadi 0% pada tahun 2020. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa upaya ini masih menghadapi berbagai hambatan. Keterlibatan masyarakat, terutama di tingkat Rukun Tetangga (RT), menjadi krusial dalam mendukung program perbaikan permukiman. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diperlukan untuk memastikan program penanganan kawasan kumuh berjalan efektif dan berkelanjutan. Berdasarkan kepadatan penduduk dan potensi munculnya kawasan kumuh, area prioritas untuk intervensi awal meliputi:

  • Rejowinangun Selatan dan Kemirirejo: Kepadatan sangat tinggi, memerlukan pendekatan sosial-ekonomi untuk peningkatan kualitas hidup serta optimalisasi tata ruang untuk fasilitas umum.
  • Tidar Selatan dan Wates: Perlu perhatian pada infrastruktur dasar seperti sanitasi, air bersih, dan ruang terbuka.
  • Magelang Tengah: Dengan jumlah penduduk terbesar, perlu strategi pencegahan kumuh melalui pengelolaan permukiman dan pemberdayaan masyarakat.

Indikator untuk Adaptasi Ideal

Untuk mencapai adaptasi ideal dalam penanganan kawasan kumuh:

  • Kepadatan Penduduk Ideal: <5.000 jiwa/km² untuk memastikan akses infrastruktur dan layanan.
  • Ketersediaan Lahan : Optimalisasi lahan terbuka hijau minimal 30% di setiap kelurahan.
  • Progra Sosial-Ekonomi: Peningkatan keterampilan warga, pemberdayaan ekonomi lokal, serta kemudahan akses ke layanan pendidikan dan kesehatan.
  • Penataan Tata Ruang: Zonasi ulang, pembangunan vertikal, serta peningkataninfrastruktur dasar di wilayah padat.

Data Kumuh

Data tersebut menunjukkan berbagai kriteria kekumuhan yang signifikan di Kota Magelang. Permasalahan ini memerlukan penanganan komprehensif melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata.

1. Identifikasi Permasalahan Utama Permasalahan utama yang terdeteksi meliputi:

  • Ketidakteraturan Bangunan (66%) : Masalah tata ruang yang mengganggu estetika dan fungsionalitas kawasan.
  • Minimnya Infrastruktur Dasar : Ditunjukkan oleh ketidaksesuaian persyaratan teknis (503 unit) dan cakupan jalan lingkungan yang rendah (7.728 meter, 28%).
  • Krisis Drainase : Terlihat dari ketidaktersediaan (6.897 meter, 27%) dan kualitas buruk konstruksi drainase (6.026 meter, 27%), yang meningkatkan risiko banjir.
  • Pengelolaan Air Limbah yang Buruk (41%): Meningkatkan potensi pencemaran lingkungan.
  • Ketidaktersediaan Proteksi Kebakaran (100%): Meningkatkan risiko bencana kebakaran.

2. Strategi Integratif Penanganan Kawasan Kumuh

  • Pendekatan Sosial: Memberdayakan masyarakat melalui edukasi sanitasi dan pelatihan mitigasi bencana.
  • Pendekatan Ekonomi: Meningkatkan kesejahteraan warga melalui pelatihan kewirausahaan dan pemberian akses modal usaha.
  • Pendekatan Tata Ruang: Merevitalisasi jalan lingkungan, membangun sistem drainase yang memadai, dan menyediakan sarana proteksi kebakaran.

3. Tahapan Implementasi Program

  • Jangka Pendek: Sosialisasi bahaya kekumuhan, pembangunan drainase, dan peningkatan kesadaran masyarakat.
  • Jangka Menengah: Peningkatan kualitas jalan lingkungan dan sistem pengelolaan air limbah.
  • Jangka Panjang: Rehabilitasi kawasan secara menyeluruh melalui pengawasan terpadu dan peremajaan infrastruktur.

Dari strategi integratif yang menggabungkan pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang diharapkan dapat mengatasi kawasan kumuh secara efektif, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menciptakan lingkungan yang tertata, sehat, dan berkelanjutan di Kota Magelang.

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini mengembangkan model strategi integratif untuk penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan kumuh tersebar di berbagai kelurahan dengan kepadatan penduduk tinggi, minimnya infrastruktur dasar, serta ketidakteraturan tata ruang. Strategi integratif yang diterapkan mencakup pemberdayaan masyarakat melalui edukasi dan pelatihan keterampilan, peningkatan ekonomi lokal melalui program kewirausahaan, serta optimalisasi tata ruang melalui pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum. Dengan keterlibatan aktif masyarakat, kolaborasi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, model ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara signifikan. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi kekumuhan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi, menciptakan lingkungan yang sehat dan tertata, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Magelang. Strategi ini menjadi solusi komprehensif yang mengatasi permasalahan kawasan kumuh secara holistik, dengan mempertimbangkan karakteristik lokal dan kebutuhan masyarakat, sehingga memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.

Penelitian ini mengembangkan model strategi integratif untuk penanganan kawasan kumuh di Kota Magelang melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan tata ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan kumuh tersebar di berbagai kelurahan dengan kepadatan penduduk tinggi, minimnya infrastruktur dasar, serta ketidakteraturan tata ruang. Strategi integratif yang diterapkan mencakup pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi lokal, dan optimalisasi tata ruang, terbukti efektif dalam mengatasi permasalahan kawasan kumuh secara komprehensif. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak, model ini dapat meningkatkan kualitas hidup, menciptakan lingkungan yang sehat, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di Kota Magelang.

Saran

  1. 1.
    Pemerintah Kota Magelang perlu mendorong keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahapan program penanganan kawasan kumuh, mulai dari perencanaan hingga evaluasi, untuk memastikan keberlanjutan program.
  1. 2.
    Implementasi program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, seperti pelatihan kewirausahaan dan akses modal usaha, harus ditingkatkan untuk mendukung kemandirian ekonomi warga di kawasan kumuh.
  1. 3.
    Perlu dilakukan zonasi ulang dan pembangunan infrastruktur dasar seperti drainase, jalan lingkungan, serta fasilitas proteksi kebakaran guna menciptakan lingkungan yang tertata dan aman.
  1. 4.
    Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengelola air limbah, meningkatkan kualitas sanitasi, serta memperluas lahan terbuka hijau minimal 30% di setiap kelurahan.
  1. 5.
    Program penanganan kawasan kumuh memerlukan sistem pengawasan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dan efisiensi implementasi strategi integratif, serta melakukan perbaikan sesuai kebutuhan lapangan.
Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot