Mengatasi Kesenjangan Listrik: Misi Sumba Menuju 100% Elektrifikasi dan Energi Terbarukan di 2024 Timur

16 August 2024

By: Fariz Rizaldy Wibowo

Open Data

Indeks Lokasi Potensial

Open Data

Indeks Angin Sumba

Penentuan Lokasi!

Latar Belakang dan Permasalahan

Pulau Sumba, NTT - Indonesia terus maju dalam pengembangan sektor listrik, namun kesenjangan masih terasa, terutama di Pulau Sumba. Pada tahun 2023, rasio elektrifikasi di Sumba hanya mencapai 85,11%, angka yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah NTT lainnya dan rata-rata nasional Indonesia (ESDM NTT, 2023).

Untuk mengatasi tantangan ini, PLN menetapkan target ambisius untuk mencapai rasio elektrifikasi 100% di Pulau Sumba pada tahun 2024. Proyek ini diharapkan memberikan dampak positif bagi industri dan masyarakat lokal (PLN, 2024).

Inisiatif pengembangan Sumba sebagai Pulau Ikonik Energi Terbarukan dimulai sejak tahun 2010 oleh Kementerian ESDM dan Hivos (ebtke.esdm.go.id). Salah satu pencapaian penting adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat dengan kapasitas 95 kWp di Desa Mata Redi dan Mata Woga, Sumba Tengah, yang diresmikan pada 26 Agustus 2022. PLTS ini menyediakan akses listrik bersih dan terjangkau bagi 243 rumah tangga, 50 usaha mikro dan kecil, serta 12 fasilitas umum (indonesia.go.id).

fig1

Sumba juga memiliki potensi energi angin yang besar dengan kecepatan angin mencapai 5,9 m/s. Pada tahun 2015, dimulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan kapasitas 500 KW di Hambapraing. PLTB ini diharapkan dapat menghemat sekitar 270 ribu liter BBM solar per tahun (pengetahuanhijau.batukarinfo.com).

Namun, kendala infrastruktur dan akses jalan yang sulit, terutama saat musim hujan, menjadi hambatan yang serius dalam perbaikan dan menunda beberapa proyek (mongabay.co.id). Untuk mengatasi hal ini, asesmen ulang lokasi dengan mempertimbangkan berbagai parameter diperlukan untuk mendapatkan lokasi terbaik bagi pengembangan PLTB di Sumba.

Metode

s

Metode penelitian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Zubir et al. (2022) dan Ali et al. (2019) dalam Al Qadri-Sabil et al. (2020).

Pengumpulan data kecepatan angin pada ketinggian 100m menjadi langkah awal dalam penelitian ini. Data tersebut kemudian diolah untuk menghasilkan peta klasifikasi ulang kecepatan angin. Selain itu, Model Elevasi Digital (DEM) digunakan untuk memetakan elevasi dan kemiringan (slope) wilayah. DEM ini diolah kembali untuk menghasilkan peta klasifikasi ulang elevasi dan peta kemiringan (slope map).

Dalam tahap selanjutnya, data penutupan lahan Sentinel-2 dengan resolusi 10 meter digunakan untuk mengekstraksi piksel badan air dan hutan, sehingga menghasilkan peta badan air dan peta hutan. Data Rupa Bumi Indonesia (RBI) juga digunakan untuk menghasilkan peta jaringan jalan, pemukiman, bandara, dan administrasi.

Buffering dilakukan pada beberapa peta, yaitu peta badan air, hutan, jaringan jalan, pemukiman, dan bandara. Peta-peta yang telah melalui proses buffering ini kemudian diolah kembali untuk menghasilkan peta klasifikasi ulang.

Semua peta klasifikasi ulang yang dihasilkan dari berbagai data tersebut kemudian digabungkan menggunakan metode weighted overlay. Langkah ini menghasilkan peta kesesuaian lokasi ladang angin di Sumba.

Sebagai tahap akhir, luas piksel raster dari peta kesesuaian ladang angin dihitung untuk menentukan luas area yang sesuai untuk pengembangan ladang angin. Metode ini memastikan bahwa analisis lokasi potensial dilakukan secara komprehensif dan akurat, memanfaatkan data geografis dan teknologi GIS terkini.

Diskusi

s

Dari hasil penelitian dan analisis statistik mengenai potensi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Sumba, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. 1.
    Lokasi Potensial dengan Indeks Kesesuaian Tinggi:Kecamatan Kodi Utara dan Kodi Bangedo: Kedua kecamatan ini menunjukkan potensi yang signifikan dengan tingkat kesesuaian 3 (Rendah) dan 4 (Moderat), masing-masing sebesar 32.98 km² (15.65%) di Kodi Utara dan 30.98 km² (46.27%) di Kodi Bangedo. Kedua lokasi memiliki atribut yang mendukung seperti elevasi rendah, akses jalan primer yang memadai, jarak jauh dari hutan dan badan air, serta kecepatan angin stabil 5-6 m/s. Kecamatan Haharu: Memiliki kesesuaian tingkat 3 (Rendah) dan 4 (Moderat) masing-masing sebesar 20.06 km² (4%) dan 22.44 km² (4.5%). Kondisi lokasi juga mendukung pengembangan PLTB dengan elevasi rendah, akses jalan primer, dan kecepatan angin stabil 4-5 m/s. Kecamatan Pandawai dan Umalulu: Menunjukkan potensi tinggi dengan kesesuaian tingkat 3 (Rendah), 4 (Moderat), dan 5 (Tinggi). Pandawai memiliki luas 36.04 km² (7.8%) untuk tingkat 3, 56.78 km² (8%) untuk tingkat 4, dan 1.02 km² (0.2%) untuk tingkat 5. Umalulu memiliki luas 59.16 km² (20%) untuk tingkat 3, 51.68 km² (17%) untuk tingkat 4, dan 0.68 km² (0.2%) untuk tingkat 5. Kedua kecamatan ini memiliki atribut yang mendukung dan sangat dekat dengan infrastruktur dan pemukiman. Kecamatan Karera dan Pinu Pahar: Karera menunjukkan potensi dengan kesesuaian tingkat 3 (Rendah) sebesar 18.36 km² (6%), tingkat 4 (Moderat) sebesar 31.28 km² (10.7%), dan tingkat 5 (Tinggi) sebesar 0.68 km² (0.02%). Pinu Pahar memiliki luas 6.8 km² (0.03%) untuk tingkat 3, 8.16 km² (3.5%) untuk tingkat 4, dan 0.34 km² (0.01%) untuk tingkat 5. Kedua lokasi juga memiliki atribut mendukung seperti elevasi rendah dan akses jalan yang baik.
  1. 2.
    Dampak Ekonomi dan Sosial:Peningkatan Rasio Elektrifikasi: Pembangunan PLTB di lokasi-lokasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di Sumba, yang saat ini masih rendah, terutama di Sumba Barat Daya dengan rasio 71.7%. Manfaat Langsung untuk Industri dan Masyarakat: PLTB dapat memenuhi kebutuhan energi industri besar seperti PT. Muria Sumba Manis di Umalulu, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dengan memberikan akses listrik yang lebih luas. Penciptaan Lapangan Kerja: Pembangunan dan operasional PLTB diperkirakan dapat membuka lapangan kerja langsung dan tidak langsung, mendukung ekonomi lokal dengan memberikan pekerjaan pada teknisi, manajemen, serta mendukung bisnis lokal melalui pengeluaran sewa pemilik lahan.
  1. 3.
    Rekomendasi Lokasi: Berdasarkan kesesuaian lokasi dan dampak ekonomi-sosial, Kecamatan Kodi Utara, Kodi Bangedo, Pandawai, dan Umalulu direkomendasikan sebagai lokasi prioritas untuk pengembangan PLTB. Lokasi-lokasi ini memiliki potensi angin yang baik, akses infrastruktur yang memadai, dan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan elektrifikasi dan kesejahteraan masyarakat

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, bangunan PLTB di Pulau Sumba memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses energi terbarukan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat setempat.

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan terhadap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Pulau Sumba, terungkap bahwa lokasi potensial seperti Kodi Utara dan Kodi Bangedo menawarkan kondisi angin yang stabil dengan kecepatan rata-rata 5-6 meter per detik. Kedua lokasi ini juga strategis karena dekat dengan jaringan infrastruktur utama dan pemukiman, memberikan potensi untuk meningkatkan akses listrik bagi 125 kepala keluarga di Kodi Utara serta 109 kepala keluarga di Kodi Bangedo. Dampak positif ini tidak hanya terbatas pada peningkatan elektrifikasi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan lokal.

Di sisi lain, Pandawai dan Umalulu menunjukkan potensi angin yang lebih tinggi, juga dengan kecepatan stabil antara 5-6 meter per detik. Lokasi ini tidak hanya dekat dengan infrastruktur utama, tetapi juga mendukung kebutuhan energi industri besar seperti PT. Muria Sumba Manis. Selain itu, proyek PLTB di Pandawai dan Umalulu diperkirakan akan memberikan akses listrik kepada 4,871 kepala keluarga di Pandawai dan 5,078 kepala keluarga di Umalulu, yang secara signifikan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat serta kontribusi ekonomi daerah.

Kesimpulan ini menggambarkan potensi besar proyek PLTB di Pulau Sumba dalam mengatasi tantangan elektrifikasi dan mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui energi terbarukan yang berkelanjutan.

Referensi

  • Zubir, M. A. M., Jaafar Ibrahim, S. A., Rasam, A. R. A., Yusoff, Z. M., & Hashim, I. C. (2022). Identifying the Optimal Placement of Spatial Wind Energy Farms in Selangor, Malaysia. Planning Malaysia, 20(2), 245–259. https://doi.org/10.21837/pm.v20i21.1109
  • Al Qadri Sabil, F. D., Damayanti, A., & Taqyuddin. (2020). Gis Application for Determining Potential Locations for the Development of Wind Power Plants. International Journal of GEOMATE, 19(76), 149–156. https://doi.org/10.21660/2020.76.ICGeo3
  • Ali, S., Taweekun, J., Techato, K., Waewsak, J., & Gyawali, S. (2019). GIS-based site suitability assessment for wind and solar farms in Songkhla, Thailand. International Journal of Renewable Energy, 132, 1360-1372.
  • Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. (n.d.). PLTB: Alternatif Energi Terbarukan di Sulawesi Selatan. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13477/PLTB-Alternatif-Energi-terbarukan-di-Sulawesi-Selatan.html
  • CNN Indonesia. (2022, 24 September). Kenapa NTT Masih Kesulitan Listrik? Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220924142443-85-852132/kenapa-ntt-masih-kesulitan-listrik
  • Antara Kupang. (n.d.). PLN NTT Alirkan Listrik untuk Ratusan KK di Sumba Barat Daya. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://kupang.antaranews.com/berita/32043/pln-ntt-alirkan-listrik-untuk-ratusan-kk-di-sumba-barat-daya
  • Antara Mataram. (n.d.). Menuju Rasio Elektrifikasi 100 Persen, PLN Bangun Jaringan Listrik Perdesaan Menuju Desa Tepal di Sumbawa. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://mataram.antaranews.com/berita/346575/menuju-rasio-elektrifikasi-100-persen-pln-bangun-jaringan-listrik-perdesaan-menuju-desa-tepal-di-sumbawa
  • Pengetahuan Hijau. (n.d.). Terangi Pulau Sumba dengan Energi Terbarukan. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://pengetahuanhijau.batukarinfo.com/berita/terangi-pulau-sumba-dengan-energi-terbarukan
  • Mongabay Indonesia. (2020, 19 Januari). Inilah Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan di Pulau Sumba. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://www.mongabay.co.id/2020/01/19/inilah-tantangan-pengembangan-energi-terbarukan-di-pulau-sumba/
  • Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumba Timur. (n.d.). Aplikasi Gerbang Kependudukan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan: Milik KK. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://dukcapil.sumbatimurkab.go.id/agr_milik_kk_202301
  • Indonesia.go.id. (n.d.). Sumber Energi Ramah Lingkungan untuk Masyarakat Sumba. Diakses pada 24 Juni 2024, dari https://www.indonesia.go.id/kategori/kabar-g20/5618/sumber-energi-ramah-lingkungan-untuk-masyarakat-sumba?lang=1

Data Publications

Evaluasi Jangkauan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kota Surakarta Tahun 2024

Transportation

29 Nov 2024

imam syaroni

Evaluasi Jangkauan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kota Surakarta Tahun 2024

Evaluasi Jangkauan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kota Surakarta Tahun 2024 bertujuan untuk menganalisis distribusi dan aksesibilitas SPKLU di kota Surakarta.

8 min read

704 view

1 Projects

ANALISIS KESENJANGAN SPASIAL DI PROVINSI ACEH SESUAI DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN  
(ANALYSIS OF SPATIAL DISPARITIES IN ACEH PROVINCE IN ACCORDANCE WITH SUSTAINABLE DEVELOPMENT)

Social

26 Sep 2024

Khalisha Noer Mumtaz

ANALISIS KESENJANGAN SPASIAL DI PROVINSI ACEH SESUAI DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (ANALYSIS OF SPATIAL DISPARITIES IN ACEH PROVINCE IN ACCORDANCE WITH SUSTAINABLE DEVELOPMENT)

Tingkat kemiskinan pada Provinsi Aceh tahun 2022 menduduki posisi pertama di Indonesia, hal ini dapat dikatakan pada hasil data yang dapat dijelaskan melalui aspek aspek yang mempengaruhinya. Dalam data dan analisis yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan penelitiannya lainnya. Pada tahun 2022 tingkat kemiskinan pada Provinsi Aceh meningkat hingga 14,75% dengan jumlah penduduk 818.000 Jiwa.

12 min read

608 view

Pengembangan Transportasi Umum  Ramah Lingkungan dengan Energi Tak Terbatas Menuju Kota Mataram yang Berkelanjutan

Transportation

24 Aug 2024

Hazidien Ramadhan Utomo

Pengembangan Transportasi Umum Ramah Lingkungan dengan Energi Tak Terbatas Menuju Kota Mataram yang Berkelanjutan

Perkembangan pesat kota-kota besar di Indonesia telah menciptakan berbagai masalah, seperti polusi udara, kemacetan, krisis energi, dan lain-lain. Kota Mataram yang merupakan Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Berat juga tidak luput dari masalah serupa, termasuk potensi masalah over tourism seperti yang terjadi di Bali. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan sistem transportasi serta konsep transportasi umum yang ramah lingkungan dengan energi tak terbatas di Kota Mataram untuk masa mendatang. Langkah-langkah strategis yang diusulkan termasuk analisis overlay, analisis trip generation dan trip attraction, services network analysis dan urban network analysis. Analisis ini bertujuan untuk menentukan konsep transportasi umum yang ramah lingkungan di Kota Mataram, beserta rute dan halte yang cocok untuk transportasi umum. Dengan demikian, Kota Mataram dapat menjadi kota berkelanjutan dengan sistem transportasi modern yang ramah lingkungan dengan energi tak terbatas.

28 min read

875 view

1 Projects

Misi Pencarian “Rumah Kedua” Untuk Badak Jawa

Environment

23 Aug 2024

Syahrul Ramadhan

Misi Pencarian “Rumah Kedua” Untuk Badak Jawa

Publikasi ini mencoba menganalisis kesesuaian Cagar Alam Leuweung Sancang sebagai habitat kedua untuk badak jawa.

22 min read

781 view

2 Data

1 Projects

Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot