PENDAHULUAN
Lintas Rel Terpadu Jakarta, atau yang biasa disebut dengan LRT Jakarta, merupakan moda transportasi publik yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan layanan yang dioperasikan oleh badan usaha milik daerah DKI Jakarta, PT LRT Jakarta. Rencana pembangunan LRT Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta. Pembangunan LRT dimulai pada Juni 2016 dan mulai beroperasi penuh pada Desember 2019.
Sampai saat ini, stasiun LRT yang sudah beroperasi adalah Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equestrian, dan Stasiun Velodrome. Jarak dari stasiun awal ke stasiun akhir sekitar ±5,8 km yang dapat ditempuh selama ±13 menit. Kereta LRT Jakarta akan dioperasikan dengan kecepatan rata-rata sekitar 50 km/jam hingga 90 km/jam.

Sebagai fasilitas yang pasti ramai digunakan publik dan bersifat strategis, kawasan sekitar Stasiun LRT sangat berpotensi untuk menjadi lokasi bisnis. Lokasi yang sesuai untuk membuka bisnis dapat ditentukan menggunakan pendekatan spasial melalui analisis kesesuaian. Publikasi ini akan mengulas lokasi mana yang sesuai untuk bisnis kuliner, khususnya restoran cepat saji, restoran cita rasa Indonesia, dan restoran cita rasa Oriental di kawasan stasiun LRT Jakarta.
DATA DAN METODE
Pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber. Adapun data yang digunakan dalam analisis ini antara lain:
1. Data Stasiun Jalur dan Stasiun LRT (Sumber: Hasil digitasi manual)
2. Data Badan Jalan (Sumber: Jakarta Satu)
3. Data Batas Administrasi (Sumber: Jakarta Satu)
4. Data RDTR-PZ Provinsi DKI Jakarta Tahun 2019 (Sumber: Jakarta Satu)
5. Data Kepadatan Penduduk (Sumber: Open Data Jakarta)
6. Data Persebaran Pusat Kegiatan (Sumber: Jakarta Satu)
7. Data Persebaran Bisnis Eksisting / Kompetitor (Sumber: Google Maps)

Pengolahan data dilakukan pembuatan buffer di titik stasiun LRT dengan jarak 800 m, dimana jarak ini dapat ditempuh 10 menit dengan jalan kaki. Selanjutnya dari buffer yang telah dibentuk, dilakukan analisis kesesuaian dengan anggapan:
1. Lokasi tidak terletak di badan jalan,
2. Lokasi berada di dalam zona dengan kawasan peruntukan bisnis/jasa,
3. Lokasi semakin sesuai jika berdekatan dengan titik-titik pusat kegiatan,
4. Lokasi semakin sesuai jika tidak berdekatan dengan titik-titik bisnis eksisting,
5. Lokasi semakin sesuai jika berada di kawasan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data, didapatkan sebaran bisnis eksisting restoran dengan berbagai macam cita rasa. Wilayah sekitar Stasiun Boulevard Utara memiliki bisnis eksisting restoran yang cenderung lebih banyak dibandingkan stasiun LRT lainnya. Hal ini tentunya akan berpengaruh dengan sebaran luas hasil analisis potensi bisnis restoran nantinya.

Pusat kegiatan seperti sekolah, perkantoran, rumah ibadah, dan pemerintahan juga digunakan sebagai parameter analisis. Semakin dekat dengan pusat kegiatan, target pasar akan semakin luas.

Analisis kesesuaian dengan pendekatan spasial ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam pengambilan keputusan dalam penentuan lokasi bisnis. Untuk hasil peta yang lebih luwes dapat dilihat di Lampiran Project.



Demikian analisis tentang kesesuaian lokasi bisnis restoran, khususnya restoran cepat saji, restoran cita rasa Indonesia, dan restoran cita rasa Oriental. Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca!
Sumber:
Header - https://www.pexels.com/photo/person-holding-sliced-vegetable-2284166/